Duniainfo52-5 Bahaya Ultra Processed Food pada Kesehatan Anak, Wajib Tahu!Anak-anak saat ini sangat mudah terpapar makanan cepat saji, camilan kemasan, minuman manis, hingga sereal berwarna-warni. Banyak dari makanan ini masuk kategori Ultra-Processed Food (UPF) alias produk makanan yang mengalami pengolahan intensif dan mengandung berbagai bahan tambahan seperti pemanis buatan, pewarna, pengawet, dan emulsifier. Rasanya memang enak, tetapi konsumsi berlebihan dapat membawa dampak serius pada kesehatan anak dalam jangka panjang.Bahaya ultra processed food pada kesehatan anak perlu menjadi perhatian serius. Kandungan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh di dalamnya dapat meningkatkan risiko obesitas, gangguan metabolisme, hingga memengaruhi perkembangan otak.SahabatQQ
Slot Gacor & PKV Terpercaya 2025 - Daftar di SahabatQQ
1. Meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kronis
Anak-anak yang terlalu sering mengkonsumsi UPF cenderung berisiko lebih tinggi mengalami obesitas. Hal itu karena makanan jenis ini umumnya tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan garam, tetapi rendah serat dan protein.
Konsumsi makanan tersebut tak hanya menyebabkan kelebihan berat badan, tapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker pada masa depan. Profesor Lily Arsanti Lestari dari FK-KMK UGM menjelaskan bahwa efek ini dipicu oleh peradangan kronis, gangguan metabolisme, dan perubahan mikrobiota dalam usus.
2. Mengganggu perkembangan mikroba usus atau Gut microbiota
Mikrobiota usus memiliki peran penting dalam sistem imun dan metabolisme anak. Nah, UPF dapat mengubah keseimbangan mikroba baik dalam usus karena rendah serat, tapi tinggi bahan kimia tambahan, misalnya emulsifier dan pemanis buatan.
Perubahan ini bisa menyebabkan peradangan tingkat rendah (low-grade inflammation) yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga kanker. FSNT atau The Food Safety and Nutrition Trust menyoroti bahwa dampak ini sangat berbahaya pada masa bayi dan balita. Pasalnya, periode tersebut merupakan fase krusial bagi pembentukan sistem kekebalan tubuh anak.
3. Meningkatkan risiko gangguan mental dan perkembangan otak
Beberapa studi menemukan hubungan antara konsumsi UPF dengan peningkatan risiko kecemasan, depresi, dan gangguan kognitif pada anak. Zat tambahan seperti nanopartikel (misalnya titanium dioksida) dan bahan kimia seperti bisfenol dapat menembus blood–brain barrier dan mengganggu fungsi otak, termasuk pada memori, pembelajaran, serta regulasi emosi.
Selain itu, kekurangan nutrisi penting seperti asam lemak rantai panjang, zat besi, seng, dan protein akibat pola makan tinggi UPF juga dapat memengaruhi proses tumbuh kembang lainnya. Sebut saja pembentukan sinaps, mielinasi, dan transmisi neurotransmiter yang berpotensi meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf, misalnya ADHD dan autisme (ASD).
4. Menurunkan asupan nutrisi esensial
UPF seringkali tampak mengenyangkan, padahal nilai gizinya rendah. Anak-anak yang sering mengonsumsinya cenderung kekurangan serat, protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk tumbuh kembang.
Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan, penurunan imunitas, hingga masalah metabolik. Padahal mestinya anak-anak butuh makanan utuh seperti sayur, buah, ikan, telur, dan biji-bijian untuk mendukung pertumbuhan otak dan tubuh yang optimal.Agen Domino99
.gif)
0 Komentar