Duniainfo52-Risiko Kesehatan Suka Konsumsi Makanan atau Minuman Terlalu Panas.Kita semua mungkin pernah tidak sengaja menyeruput teh atau kopi yang terlalu panas. Akibatnya, lidah menjadi kebas dan mati rasa. Namun, ada juga beberapa orang memiliki kebiasaan konsumsi makanan atau minuman yang masih panas, alih-alih menunggunya sedikit dingin. Padahal, ini bisa menyebabkan risiko bahaya, lho!Dijelaskan dari berbagai sumber, ada beberapa risiko kesehatan yang mengintai di balik kebiasaan konsumsi makanan atau minuman terlalu panas.DominoQQ
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
1. Berapa suhu makanan atau minuman yang terlalu panas?
Beberapa makanan atau minuman, memang sangat nikmat dinikmati saat masih panas. Kopi biasanya diseduh dengan air pada suhu 85 dan 95 derajat Celsius. Beberapa jenis pizza keju terkadang disajikan dengan suhu mendekati 90 derajat Celsius agar bisa dinikmati lelehan kejunya. Dalam industri katering, suhu yang direkomendasikan untuk menjaga minuman tetap hangat adalah antara 85 dan 88 derajat Celsius.
Namun, konsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas dapat melukai jaringan di dalam mulut, seperti lidah. Dilansir dari jurnal Foods tahun 2021, kopi yang disajikan pada suhu 75 dan 88 derajat Celsius dilaporkan dapat menyebabkan luka bakar pada lidah. Ini karena suhu tersebut berada di atas ambang batas nyeri permukaan lidah, yaitu sekitar 46–48 derajat Celsius.
Masih mengacu dari jurnal yang sama, memang belum ada penelitian eksperimental mengenai luka bakar pada permukaan lidah akibat cairan yang panas di dalam mulut. Namun, ada beberapa data tentang luka bakar pada lapisan epidermis kulit akibat paparan suhu panas.
Menurut data tersebut, diketahui titik ekuilibrium kulit (titik keseimbangan) berada pada suhu 45 derajat Celsius. Paparan suhu di bawah 45 derajat Celsius, tidak menyebabkan kerusakan. Paparan suhu antara 45 dan 51 derajat Celsius, dapat meningkatkan laju kerusakan setiap derajat Celsiusnya.
Sementara itu, paparan suhu sekitar 60 dan 65 derajat Celsius dapat menyebabkan kerusakan hingga 10 juta kali lebih tinggi dibandingkan suhu dibawahnya. Paparan suhu di atas 70 derajat Celcius dapat menyebabkan kerusakan sel yang fatal, bahkan dalam waktu kontak kurang dari satu detik. Jadi suhu makanan atau minuman yang terlalu panas itu berkisar di atas 60 derajat Celcius.
2. Apa risiko kesehatan konsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas?
Konsumsi makanan atau minuman terlalu panas ternyata tidak hanya memengaruhi lidah. Akan tetapi, ini juga bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya yang dilalui makanan tersebut, seperti kerongkongan dan usus. Dilansir dari India TV News, makanan atau minuman terlalu panas dapat menyebabkan pembengkakan kerongkongan dan merusak usus.
Dalam sebuah penelitian ilmiah yang dimuat dalam International Journal of Cancer tahun 2019, juga dilaporkan, konsumsi minuman terlalu panas dapat menyebabkan kanker esofagus. Penelitian ini memang hanya dilakukan pada teh panas. Akan tetapi, ahli onkologi, Davendra Sohal, MD, MPH, dilansir Cleveland Clinic, juga menyebutkan bahwa paparan suhu yang terlalu panas dari makanan atau minuman apa pun merupakan faktor potensial untuk kanker esofagus.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, makanan atau minuman terlalu panas dapat menyebabkan cedera termal pada tenggorokan dan esofagus (kerongkongan). Jika terjadi berulang, dapat menyebabkan peradangan kronis dan pembentukan sel kanker. Namun, ini mungkin tidak menimbulkan kekhawatiran jika terjadi sekali atau dua kali.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) juga menyimpulkan, bahwa minuman yang sangat panas pada suhu di atas 65 derajat Celsius kemungkinan bersifat karsinogenik pada manusia. Minuman tersebut dapat bersifat agresif pada sel-sel tubuh yang dilalui makanan dan menyebabkan kerusakan.
3. Suhu berapa makanan atau minuman panas aman dikonsumsi?
Secara umum, makanan atau minuman apa pun yang suhunya lebih dari 60 derajat Celsius tergolong terlalu panas. Jadi, idealnya adalah di bawah suhu 60 derajat Celsius untuk memastikan keamanannya. Namun, beberapa jenis makanan atau minuman tertentu mungkin disajikan pada suhu yang sedikit lebih tinggi, seperti kopi atau teh.
Nah, untuk bisa tetap mengonsumsi makanan atau minuman panas dengan aman, sebaiknya selalu menunggu beberapa waktu agar suhunya sedikit dingin. Namun waktu pendinginan ini mungkin bervariasi pada setiap sajian. Ini tergantung pada sifat termal wadah yang digunakan, suhu awal makanan atau minuman, serta suhu di sekitar.
Konsumsi makanan atau minuman panas memang sangat nikmat di beberapa kondisi, misalnya saat cuaca dingin. Namun, kebiasaan minum atau makan yang terlalu panas bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Sebaiknya, selalu tunggu makanan atau minuman menjadi hangat untuk dikonsumsi. Seberapa sering dan seberapa banyak makanan atau minuman panas yang dikonsumsi menentukan apakah situasinya mengkhawatirkan atau tidak.AgenDomino99
Tidak ada komentar:
Posting Komentar